Kamu mungkin pernah menonton sebuah tayangan reality pukimak show disalah satu TV Swasta Nasional yang menayangkan dengan gamblang dan jelas pembahasan sebuah aib suatu keluarga dengan alasan mencari solusi terbaik. Begitu kata mereka, Anjrit! Anggap sajalah nama tayangan pukimak itu kita beri judul ‘Masihkah kau padaku?’. Sebenarnya ada beberapa tayangan lain yang mengandung materi sama pukimaknya dengan tayangan ini. Seperti siaran reality yang bertemakan pengintaian dan mencari seseorang tak sedikit yang secara sadar atau tidak mengandung pembukaan sebuah aib masa lalu, walau diakhir siaran disebutkan ‘Tayangan ini sudah mendapat persetujuan dari semua pihak yang terlibat’. Ah, setan!. Kembali ke ‘Masihkah kau kepadaku?’, anggap sajalah ini mewakili siaran pukimak yang lain itu. Sebenarnya masih banyak tayangan sejenis disetiap program TV Swasta Nasional kita. Jika kalian sering membuka salah satu TV swasta yang saya maksud (itupun jika kalian punya TV dirumah, hehehe….just kidding) mungkin kalian pernah melihatnya, atau setidaknya pernah terlihat sekilas dan atau pernah tau dari orang lain yang mungkin bercerita atau ngegosip dengan kalian. Ketika perpecahan keluarga menjadi sebuah tontonan hangat yang sangat ditunggu - tunggu dalam sebuah Episode Infotainment setiap hari, ketika aib seseorang dinanti - nanti ribuan pasang mata bahkan jutaan dalam berita – berita media layar kaca. Dan sangat tak heran, ketika seorang selebritis dengan bangga menjadikan kehamilan diluar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi demi mendongkrak popularitas. Siapa sebenarnya calon bapak si jabang bayi? Dan sudah pasti itu akan menjadi berita terhangat saat itu, bahkan terkadang mengalahkan berita – berita seputaran politik nasional.
Dan sangat tak heran jika ada kabar yang lebih menghebohkan, lagi – lagi seorang selebritis yang belum resmi berpisah dengan suaminya tanpa rasa malu pergi berlibur, berjalan dengan pria lain, dan dengan mudahnya mengolok olok suaminya yang jelas – jelas masih berstatus resmi. Gila! Mungkin kita berkata, ‘yah wajar lah, dia kan artis…., kehidupannya ya seperti itu, penuh dengan sensasi’. Pantek kalian, jadi kalo artis bisa begitu? Kalo perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi aktifitasnya diberitakan dan nikmati oleh publik. Kalo begitu sekalian aja tayangin waktu si artis lagi buang air sampai waktu sedang ngentot dengan selingkuhannya, biar detail masyarakat pada tau dan ngeliat idolanya ngentot. sekalian belajar cara ngentot yang baik dan benar. pukaima13 !. Ternyata sekarang ini bukan hanya artis saja yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktifitasnya agar apapun yang dilakukannya dapat diketahui orang, dikomentari orang yang lainnya bahkan mohon maaf (mungkin) dilecehkan orang dan herannya perasaan yang didapat dari semua itu adalah suatu kesenangan. Yah, suatu kesenangan semu!.
Nah, dalam kesempatan ini sebenarnya itu yang saya ingin cuap – cuap sedikit disini. Mengenai infotainment diatas tadi hanyalah sebuah preambule busuk saja. Apa yang anda pikirkan? Ha, ingat kan dengan kata – kata yang barusan saya sebut? Yah, tepat sekali cuy, fenomena yang saya maksudkan itu bernama Facebook atau anak – anak sekarang sering menyingkatnya dengan sebutan FB (efbe).
Setiap saat para Facebooker mengupdate statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentari Facebooker lainnya. Lupa atau sengaja hal – hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga dan merupakan rahasia pribadi justru malah menjadi suatu kebanggaan di statusnya. Biar terlihat hebat dan keren mungkin atau alasan – alasan lain yang ntah apa maksudnya. Ntahlah!
Liat saja beberapa status di Facebook, seorang wanita menuliskan, “Hujan – hujan malam – malam gini lagi sendirian, enaknya ngapain yah?”. Kemudian puluhan komentar pun bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang teman laki – lakinya di Facebook menuliskan, ”Mau ditemanin?. Dijamin puas deh!”. Seorang wanita lainnya menuliskan, “Bangun tidur, badan pada pegel – pegel semua nih, biasa…habis malam Jumat ya begini”. Kemudian komentar – komentar nakal bermunculan. Ada juga seorang perempuan menuliskan status, “Bete nih cuma dirumah terus, mana suami keluar kota lagi. Pulang baru minggu depan”, kemudian komentar – komentar pelecehan dan nakal menggoda sudah barang pasti akan bermunculan. Bahkan status - status lebay tak bermanfaat dan numpang keren biar terlihat eksis selalu kita lihat, misalnya, "aku merindukanmu sayang", "lagi jalan - jalan di Mall nih, mau beli apa yah?" dan beribu status lebay yang lain. Pokoknya liat aja sendiri di Facebook kalian!.
Selain menulis status di Facebook sendiri, ada juga yang menuliskan di wall / dinding Facebook temannya, “Eh ini si anu yah? Yang dulu deket sama si itu kan? Aduh dicariin tuh sama si itu!!!”, lupa mungkin kalo si anu sudah punya suami dan anak – anak yang manis. Yang laki – laki tidak kalah hebat statusnya, “Habis minum jamu nih, ada yang berani nerima tantangan? Dijamin bakalan gak sanggup”, langsung berpuluh bahkan beratus komentar dating bermunculan. Ada yang hanya menuliskan, “Lagi bokek nih, kagak punya duit”, ada juga yang nulis, “Mau tidur nih mana panas banget, bakalan tidur pake dalaman lagi nih”, dan ribuan status – status numpang keren dan beken yang lebay najis tralala dan kemaruk ingin statusnya dikomentari beribu Facebooker yang lain dan sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga bahkan pikiran kita. Betul?
Tak ada lagi rasa segan dan malu, semua tertuang dihalaman tersebut, dunia maya yang menjadikan penikmatnya tak lagi merasa canggung dan malu menulis dan berkomentar karena memang tak ada lagi yang dianggap tabu. Juga mungkin, tidak ada lagi pengawasan dari administrator yang menjadikan penikmatnya semakin merasa bebas dan cenderung merasa sah – sah saja terhadap apa yang mereka tuliskan. Ada yang lebih kejam dari status Facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal – hal yang semestinya ditutup dan tidak perlu ditampilkan.
Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru saja di upload di album foto Facebook miliknya, foto – foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos celana pendek yang ketat, padahal sebagian besar yang ada didalam foto tersebut sekarang sudah bejilbab. Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berkeluarga, berkehidupan yang bermartabat, yaitu foto saat dulu bersama teman – teman prianya dengan mesra dan ceria. Ada pula seorang pria mengupload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal sekarang sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang bersama suami dan anak – anaknya.
Dan segala fenomena diatas seharusnya menjadi pertanda bagi mereka yang mau berfikir, hegemoni kesenangan semu dan dibungkus dengan persahabatan fatamorgana ditampilkan dengan mudahnya, celoteh dan status dalam Facebook yang melindas semua tata krama tentang malu, tentang mejaga kehormatan diri dan keluarga. Arogansi kesenangan semata semakin menjadi jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib – aib masa lalu melalui foto – foto bahkan video – video yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat – rapat. Masih jelas dalam benak setiap kita, kasus Video Porno yang menimpa seorang vokalis band papan atas yang menjadi idola kalian itu dengan beberapa teman wanitanya yang notabene juga adalah seorang artis terkenal bahkan ada yang sudah berumah tangga dan memiliki anak. Yah, itulah dia. Aku tidak membahas itu disini, cukup menjadi sebuah contoh kecil saja. Kalian pasti sudah cukup jelas melihat beritanya di Stasiun TV lokal. Bagi mereka para wanita yang telah merintis jalan yang mereka yakini jauh lebih mulia dengan menutup kehormatannya, menjadi teriris hatinya melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh seorang yang mengaku sebagai teman, bahkan sahabat. Sedangkan mereka tidak dapat berbuat apa – apa.
Sudah seharusnya jaga kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib – aib masa lalu. Simpan rapat – rapat keluh kesah kita, simpan rapat – rapat aib diri kita, jangan bebaskan kesenangan semu, gurauan fatamorgana dan canda ilusi membuat kehormatan diri kita luntur tak berbekas!. Tapi kalo hanya sesuatu kebanggaan semu dan sesaat yang dicari dan popularitas kotor menjadi suatu kebutuhan sehingga aib menjadi kebanggaan maka judul tulisan ini saya ganti menjadi “Ketika Aib Menjadi Suatu Kebutuhan”. Kalo begitu, wah…aku gak bisa berkata apa – apa lagi. Pokoknya jangan bikin status – status yang lebay najis tralala deh. Cuih…!
aku, Sangnista yang seneng banget dengerin band - band hardcore kencang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar